Memahami Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia

Setelah sebelumnya sya membahas mengenai surah al-baqarah ayat 30 dimana dalam surah tersebut berisi tentang bagaimana manusia menjadi seorang khalifah, manusia memiliki tugas yang sangat berat. Salah satunya adalah tugas untuk mengolah dan melestarikan bumi ini. Allah Mahaadil. Setelah memberikan tugas sebagai khalifah, Allah memberikan bekal hidup kepada manusia.



Kali ini saya akan menguraikan salah satu bagian dari mata peljaran PAI yaitu pemahaman Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia, apa yang saya uraikan di artikel kali ini mengenai isi Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 beserta artinya, Kosakata, Penerapan Ilmu Tajwid, Serta Kandungan Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14.



1. Isi Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia



Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minu-n [23]: 12–14)

2. Kosakata Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia


Adapun kosakata bahasa arab yang bisa kita ambil sebagai contoh adalah sebagai berikut :



3. Penerapan Ilmu Tajwid Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia


Dalam Surah al-Mu’minu - n [23] ayat 12-14 terdapat beberapa bacaan tajwid. Di antaranya sebagai berikut :

a. Qalqalah Sugra

Bacaan qalqalah sugra adalah bacaan memantul ringan saat huruf-huruf qalqalah diberi harakat sukun. Bacaan ini dapat Anda gunakan untuk membaca kata .
Dalam kata tersebut terdapat dua huruf qalqalah yang berharakat sukun yaitu huruf qaf dan dal. Kedua huruf tersebut dibaca memantul ringan.


b. Bacaan Lam Jalalah Tafkhim

Bacaan ini terjadi pada huruf jalalah atau lafal Allah. Saat lafal Allah didahului oleh huruf berharakat fathah, ia dibaca dengan bacaan tebal seperti kata




4. Kandungan Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia


Pada Surah al-Baqarah [2] ayat 30 Allah Swt. menyatakan kehendak-Nya untuk menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Pada ayat ke-12 hingga 14 Surah al-Mu’minu-n [23] dibahas proses penciptaan manusia.

Dalam ayat ini Allah Swt. memaparkan proses penciptaan manusia yang diawali dari saripati tanah. Dalam ayat yang lain juga dijelaskan tentang tahap pertama manusia ketika ia masih tersebar di muka bumi dan belum dapat disebut. Pada tahap pertama, bahan-bahan penciptaan manusia masih tersebar pada tumbuhan dan hewan yang dikonsumsi oleh ayah dan ibu.

Bahan penciptaan manusia itu berupa unsur-unsur kimiawi yang terdapat dalam makanan. Unsur-unsur tersebut diserap oleh calon ayah dan calon ibu melalui makanan yang dikonsumsinya. Unsur-unsur dasar manusia itu diolah sedemikian rupa melalui proses kimiawi dalam tubuh hingga menjelma menjadi sperma calon ayah dan ovum calon ibu.

Sperma dan ovum adalah dua zat khusus yang dibentuk oleh Allah Swt. dengan membawa bermiliar-miliar informasi genetika seorang anak manusia. Sperma dan ovum berkembang dan Allah Swt. memperkaya keduanya dengan kemampuan untuk mengembangkan diri saat bertemu nanti.

Melalui proses penyatuan yang dramatis, sperma dan ovum bertemu dan menyatukan diri. Proses tersebut terjadi dengan penuh kecermatan dan ketepatan yang hanya bisa diatur oleh Zat yang Mahapandai atas segala sesuatu.

Keduanya bertemu, mengomunikasikan informasi yang mereka bawa dan berlanjut dalam perkembangan yang luar biasa. Dua sel manusia berlainan jenis itu menyatu kemudian membelah dan terus membelah. Tiap-tiap sel baru membentuk jalinan yang kuat di antara mereka.

Setelah mulai terbentuk, sel-sel calon manusia itu mencari tempat berlabuhnya di dinding rahim sang ibu. Mereka melekat kuat dan membentuk jaringan penghubung antara si calon manusia dengan sang ibu. Jaringan penghubung ini biasa kita kenal sebagai placenta. Tahap inilah yang dalam dunia kedokteran modern disebut zygot.

Hal ini menunjukkan tanda kekuasaan Allah Swt. sekaligus kebenaran Al-Qur’an. Seribu empat ratus tahun yang lalu, saat kehidupan bangsa Arab berada di tepi terjauh dari peradaban, saat orang Badui
menganggap bahwa bumi itu datar, Al-Qur’an menyatakan sesuatu yang baru terlihat pada abad modern ini.

Sembari membangun interaksi dengan sang ibu, sel-sel baru itu terus diatur oleh Allah Swt. untuk membelah hingga menjadi segumpal daging kemudian membelah dan membentuk bagian-bagian tubuh manusia.Tangan, kaki, kepala, jantung, otak, dan semua organ terbentuk dengan bimbingan Allah Swt. Setelah semua bagian lengkap, Allah Swt. menyempurnakan bentuknya menjadi bentuk yang sama sekali berbedadari saat pertama kali sperma dan ovum bertemu.

Inilah proses pembentukan seorang manusia yang diangkat Allah Swt. sebagai khalifah-Nya di bumi. Proses yang tersampaikan dalam Surah al-Mu’minu-n [23] ayat 12–14 ini memberi pelajaran tentang dua hal penting.

Pertama, Allah Swt. yang mengatur penciptaan manusia. Hal ini dengan nyata terlihat dari tahapan-tahapan pembentukan manusia dalam rahim sang ibu. Bagaimana dua sel, sperma dan ovum yang setengah menit saja dibiarkan di tempat terbuka pasti rusak, dapat bertemu? Siapa yang mengarahkan pertemuan itu? Adakah sang ayah yang memberikan komando atau si ibu yang menunjukkan rute? Setelah keduanya bertemu, siapa yang memberikan daya untuk berubah dan membelah?

Sperma dan ovum itu mengetahui dengan sendirinya apa yang harus dilakukan. Allah Swt. yang telah membuat semua itu menjadi mungkin. Allah Swt. yang memberi daya sekaligus arah. Allah Swt. yang menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh dua sel lemah itu. Inilah pelajaran agung dari Sang Maha Pencipta.

Pelajaran kedua adalah pelajaran bagi kesadaran manusia tentang asal usul dirinya dan Tuhan yang telah menciptakannya. Ayat ini mengajak manusia merenungkan kejadian dirinya. Manusia tidak ada
dengan sendirinya melainkan ada karena diadakan oleh Yang Mahaada.

Kesadaran tentang hal ini diharapkan dapat membawa dampak nyata pada perilaku manusia, kita bersama, untuk menjadi lebih baik sesuai tuntunan Allah Swt. yang telah menciptakan.

Pelajaran Allah Swt. dalam ayat ini menunjukkan bahwa hadirnya manusia di muka bumi ini diadakan oleh Allah Swt. tentu bukan tanpa tujuan. Tujuan hadirnya manusia untuk mengemban tugas sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini. Saat kita sadar tentang hal ini, kita mengetahui dari mana kita berasal dan tugas yang harus kita emban di bumi ini.

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat, Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar