Memahami Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia

Kali ini saya akan membahas mengenai pemahaman Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia, dimana dalam materi mata pelajarn PAI kelas 10, materi ini sangat penting pembahasnanya supaya kita bisa lebih bersyukur terhadap nikmat yang alloh SWT berikan.

Pada Surah an-Nahl [16] ayat 78 Allah Swt. menyatakan bahwa saat lahir manusia tidak mengetahui suatu apa pun. Allah Swt. memberikan kemampuan berupa pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Ketiga pemberian ini menjadi jalan bagi manusia untuk mengembangkan dirinya. Dalam Surah an-Nah.



adapun hal-hal yang akan saya bahas pada artikel kali ini mengenai pemahaman Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia, yaitu mengenai isi Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia, Kosakata, Penerapan Ilmu Tajwid, Serta Kandungan Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia.

1. Isi Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia




Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (Q.S. an-Nah.l [16]: 78)

2. Kosakata Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia


Berikut Kosakata Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia yang bisa diambil :



3. Penerapan Ilmu Tajwid Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia


Dalam Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia ini terdapat beberapa bacaan tajwid sebagai berikut :

a. Bacaan Izhar Syafawi
Bacaan izhar syafawi terbentuk ketika terdapat mim sukun bertemu dengan huruf hijaiah selain mim dan ba. Dalam bacaan ini bunyi huruf mim sukun dibaca jelas. Anda dapat menggunakan
bacaan ini saat membaca kalimat

b. Bacaan Alif Lam Syamsiyah
Bacaan ini dapat Anda gunakan untuk membaca kata.
Huruf alif lam dalam kata tersebut diikuti oleh huruf syamsiyah sin. Dengan demikian, bunyi alif lam tersebut hilang dan yang tampak hanyalah bunyi huruf sin yang mengikutinya.


4. Kandungan Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia


Allah Swt. Maha adil. Dia tidak memerintahkan sesuatu tanpa membekalinya dengan seperangkat kemampuan penunjang tugas yang diberikan-Nya. Allah Swt. berkehendak mengangkat seorang khalifah pemakmur, menciptakannya dalam sebaik-baik bentuk yang unik tetapi lemah, dan memberi tahu manusia bahwa tugasnya untuk beribadah.

Pada Surah an-Nah.l [16] ayat 78 ini Allah Swt. menyatakan bekal yang diberikannya kepada manusia untuk melaksanakan amanah yang mereka emban. Bekal itu adalah pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Sesosok bayi kecil terlahir dalam proses penciptaannya sebagai manusia.

Makhluk kecil ini telah mendapat ilham keimanan kepada Allah Swt. Alastu birabbikum? Bala- syahidna-. Apakah Aku ini Tuhanmu? Benar kami menjadi saksi tentang hal itu. Semasa masih dalam kandungan percakapan ini berlangsung antara Allah Swt. dengan fitrah manusia. 

Setelah terlahir di dunia ini, bayi itu tidak mengetahui suatu apa pun juga. Tidak ada setitikpengetahuan terlintas dalam pikirannya. Yang ada pada dirinya hanyalah ilham insting seorang bayi yang menangis kala lapar atau haus dan potensi untuk berkembang.

Potensi yang ada pada diri manusia sangatlah besar. Allah Swt. mengaruniakan potensi berupa kemampuan untuk berpikir pada otak manusia dan kemampuan fisik. Selain kedua potensi itu, Allah Swt. jugamemberikan ilham ketakwaan dan kefajiran (kerusakan) dalam jiwa manusia. 

Ilham ini membuka kesempatan bagi manusia untuk berkembang seluas mungkin sebagai sosok pemakmur bumi. Ilham ini pula yang akan menjadi ujian bagi manusia dalam kehidupannya di dunia ini. Ilham ketakwaan dan kefajiran ini akan selalu bertarung dalam jiwa manusia.

Keduanya akan mewarnai perjalanan hidup manusia dalam menghadapi segala hal yang terjadi. Untuk mengatasi kedua ilham inilah Allah Swt. menurunkan tuntunannya bagi manusia. Semua potensi dan ilham di atas melekat pada diri manusia sesuai dengan kadar masing-masing. Akan tetapi, semua potensi dan ilham itu tidak dapat berkembang dengan sendirinya. 

Diperlukan pintu dan pengarah bagi potensi dan ilham tersebut. Oleh karena itu, Allah Swt. melengkapinya dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Pendengaran dan penglihatan merupakan pintu bagi manusia untuk berhubungan dengan dunia luar. Tersambungnya manusia dengan dunia luar melalui penglihatan dan pendengaran menyebabkan semua gerak jasad dan jiwanya berkembang.

Allah mengaruniai manusia pendengaran dan penglihatan agar dapat belajar dan bergerak. Dengan penglihatan, manusia mengetahui segala benda di sekitarnya dan dengan pendengaran manusia belajar pengetahuannya.

Bayangkan yang akan terjadi saat sesosok bayi tidak dapat melihat dan mendengar hingga masa dewasanya. Dirinya akan lumpuh karena gerak motoriknya tidak berkembang. Dia juga akan menjadi
seorang yang bisu atau gagu karena tidak mengetahui apa yang harus diucapkannya.

Hati nurani merupakan karunia ketiga dan teragung yang diberikan kepada manusia. Hati nurani menjadi pengarah hidup manusia. Hati nurani inilah yang akan menjadi pengendali tindakan manusia. Dalam kehidupannya, manusia dihadapkan pada berbagai keadaan dan pilihan.

Adakalanya pilihan yang ada mengarahkan pada kesesatan dan tidak jarang pula tawaran kebaikan tampak tidak begitu menarik. Melihat pilihan ini manusia cenderung tergerak mengikuti hawa nafsunya yang menginginkan kenikmatan sesaat di dunia ini. Dalam keadaan seperti inilahhati nurani berperan.

Hati nurani mengingatkan manusia terhadap arah yang benar dalam hidupnya. Hati nurani membisikkan ilham kebaikan dalam jiwa manusia. Apabila manusia mengikuti arahan hati nurani maka ia akan menuju kebenaran yang ada dalam fitrah manusia, yaitu menuju Allah Swt.

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat. Terima Kasih ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar