Pengertian atau Definisi Interaksi Sosial serta Syarat dan Faktor terjadinya Interaksi sosial

Kali ini saya akan menguraikan slah satu materi yang ada pada mata pelajaran ilmu pengetahuan bagian pertama dimana pada materi ini saya akan menguraiakan mengenai Pengertian atau Definisi Interaksi Sosial serta Syarat dan Faktor terjadinya Interaksi sosial.

Banyak sekali hal-hal yang harus kita pelajari untuk memahami materi ini, dimana dalam prosesnya banyak sekali teori yang dikemukaan oleh para ahli mengenai Pengertian atau Definisi Interaksi Sosial serta Syarat dan Faktor terjadinya Interaksi sosial.


maka dari itu pada artikel ini akan menguaraikannya secara lebih rinci dan lebih dalam lagi, supaya kita bisa lebih mudah untuk memahami isi yang terkandung dari pada materi mengenai Pengertian atau Definisi Interaksi Sosial serta Syarat dan Faktor terjadinya Interaksi sosial ini.


1. Pengertian Interaksi Sosial, Syarat dan Faktor Interaksi sosial


Pengertian Interaksi Sosial, Syarat dan Faktor Interaksi sosial adalah sebuah hubungan sosial antara individu satu dengan individu lainnnya, hubungan antar kelompok satu dengan kelompok lainnya maupun antara individu dengan kolompok dengan adanya suatu timbal balik dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Proses sosial merupakan sebuah hubungan timbal balik antar manusia sepanjang hidupnya dalam bermasyarakat yang saling mempengaruhi.

Soerjono Soekanto berpendapat bahwa, proses sosial adalah suatu cara-cara berhubungan antar individu dan kelompok sosial yang saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai pengertian interaksi sosial.

a. Pengertian Interaksi Sosial

Bonner mengungkapkan bahwa interaksi sosial adalah sebuah hubungan timbal balik antar dua individu atau lebih, dimana sifat dari individu tersebut saling mempengaruhi.

Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial merupakan sebuah pertukaran antar individu yang mana tiap individu menunjukkan perilakunya yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, yang mana setiap orang yang terlibat didalamnya berperan aktif. Selain terjadinya sebuah hubungan antara beberapa pihak yang terlibat, dalam interaksi juga terjadi hubungan yang saling mempengaruhi.

b. Syarat terjadinya interaksi sosial

1) Kontak Sosial

Kata “kontak” (Inggris: “contact’) berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. 

Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak.

Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut :
  1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
  2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.

2) Komunikasi

Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Misalnya, seorang gadis dikirimi sekotak cokelat tanpa nama pengirim. 

Gadis itu menerimanya dengan suka cita. Tapi ia bertanya-tanya, siapa yang mengirimkannya, apa maksudnya, apakah sekotak cokelat itu simbol cinta kasih atau hanya sekadar simbol persahabatan? Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan reaksi dan tafsiran si gadis terhadap si pemberi cokelat.

Ada lima unsur pokok dalam komunikasi. Kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
  2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
  3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
  4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
  5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.

Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Encoding. Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
  2. Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
  3. Decoding. Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

c. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dalam masyarakat


Proses interaksi sosial pada umumnya didasari oleh beberapa faktor, seperti :

  1. Imitasi: sebuah tindakan dari seseorang untuk dapat meniru orang lain baik secara sikap, perilaku maupun fisik orang tersebut.
  2. Sugesti: suatu bentuk rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain yang dapat membuatnya mengerjakan apa-apa yang telah disugestikan tanpa bisa berfikir secara rasional
  3. Simpati: sebuah proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain dikarenakan oleh pola pikir, penampilan ataupun kebijaksanaannya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
  4. Identifikasi: merupakan suatu keinginan seseorang untuk identik atau serupa dengan idolanya.
  5. Motivasi: merupakan suatu rangsangan, pengaruh, dorongan atau stumulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga orang yang telah diberikan motivasi dapat melaksanakan apa-apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh tanggung jawab.
  6. Empati: merupakan sebuah proses kejiwaan seseorang untuk larut dalam perasaan orang lain, baik suka maupun duka.



2. Pengertian Masalah Sosial, Faktor dan Contohnya


Bentuk-bentuk interaksi sosial Asosiatif dan Disasosiatif menurut Soerjono Soekanto

a. Asosiatif

Asosiatif merupakan suatu proses interaksi pranata sosial yan menuju terbentuknya persatuan atau integrasi sosial dan mendorong terbentuknya pranata, lembaga ataupun organisasi sosial. Asosiatif dibagi menjadi dua, yaitu kerjasama dan akomodasi. 

Yang dimaksud kerjasama disini adalah usaha bersama baik antar individu ataupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan akomodasi adalah cara menyelesaikan suatu masalah tanpa menghancurkan lawannya sehingga mereka tidak kehilangan kepribadiannya.

b. Disasosiatif

Disasosiatif adalah sebuah proses sosial yang dapat membuat solidaritas dari sebuah kelompok pecah atau mengarah pada konflik. Proses ini disebut juga dengan proses oposisi. Disasosiatif dibagi menjadi tiga, yaitu persaingan, kontravensi dan pertentangan.

  • Pencarian : faktor dan syarat terjadinya interaksi sosial , sebutkan faktor faktor dan syarat syarat terjadinya interaksi sosial ,interaksi sosial berdasarkan faktornya ,syarat dan faktor interaksi sosial ,pengertian dan faktor interaksi sosial ,Sebutkan faktor-faktor dan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial ,faktor faktor dan syarat terjadinya interaksi sosial ,faktor dan syarat inter ,jelaskan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial ,faktor dan syarat interaksi sosial

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat, Terima Kasih...

Memahami Pengertian Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (Sains)

Kali ini saya akan menguraiakan sedikit materi mengenai Hakikat ilmu pengetahuan khususnya Hakikat ilmu pengetahuan Alam (sains). seperti yang kita ketahui Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.



Melalui artikel ini saya akan menguaraikan lebih dalam mengenai Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) supaya kita bisa lebih mudah untuk memahaminya. Adapun materi-materi yang saya sajikan dalam blog ini di dapat dari berbagai sumber yang dapat di percaya, yaitu buku pelajaran dan juga internet.

1. Pengertian IPA


Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains iniberasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris,kata sains berasal dari kata science yang berarti”pengetahuan”. IPA bisa disebut juga dengan natural science.

IPA mempunyai beberapa pengertian , yaitu :

Dalam kamus Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai: “systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction” ( yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi ).

Webster’s New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan natural science knowledge concerned with the physical world and its phenomena, yang artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.

Sedangkan dalam Purnel’s : Concise Dictionary of Science (1983) tercantum definisi tentang IPA sebagai berikut : “Science the broad field of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and hypotheses”. 

"Artinya ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa".

Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai a “piece of theoretical knowledge” atau sejenis pengetahuan teoritis. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.

Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. 

Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.

2. Pembagian Hakikat IPA


Didalam pembagian hakikat IPA dibagi menjadi tiga, diantaranya :

a. IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.
Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah :

  • Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau bisa disebut sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Misal : Air membeku dalam suhu 0⁰C.

  • Iskandar (1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.

  • Susanto (1991: 3) mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian.


  • Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal : Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya.

  • Prinsip IPA adalah generalisasi ( kesimpulan ) tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat analitik dan dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative ( belum pasti ). Misal : udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan.

  • Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentative, tetapi karena mengalami pengujian – pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Misal : Hukum kekekalan energi.

  • Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal : teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk.


b. IPA Sebagai Proses

IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan.

Didalam penyelidikan suatu ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya :
  • Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra.
  • Prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh.
  • Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan.
  • Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperiman. 
  • Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan pada akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti. 
  • Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan.
  • Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan.


c. IPA Sebagai Sikap Ilmiah

Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah.

Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu:
Sikap ingin tahu
  • Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
  • Sikap kerja sama
  • Sikap tidak putus asa
  • Sikap tidak berprasangka
  • Sikap mawas diri
  • Sikap bertanggung jawab
  • Sikap berpikir bebas
  • Sikap kedisiplinan diri


3. Pendidikan IPA


Suatu upaya atau proses untuk mengembangkan siswa untuk memahami hakikat IPA sebagai produk, proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat untuk pengembangan sikap dan tindakan berupa aplikasi yang positif
Sumber : P4TKIPA: Hal 27-28


4. Nilai-nilai IPA dalam berbagai segi kehidupan

Adapaun Nilai-nilai IPA dalam berbagai segi kehidupan adalah sebagai berikut :
  • Nilai Praktis, hasil-hasil penemuan IPA, baik secara langsung atau tidak langsung dapat digunakan dan dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari
  • Nilai Intelektual, IPA dengan metode ilmiahnya banyak sekali digunakan untuk memecahkan masalah-masalah, bukan saja masalah yang berkaitan dengan IPA, tetapi masalah-masalah lain yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi
  • Nilai sosial politik-ekonomi, negara yang IPA dan teknologinya maju akan mendapat tempat khusus dalam kedudukan sosial, politik, dan ekonominya
  • Nilai keagamaan, sadar bahwa ada yang menciptakan dan mengatur segala keteraturan yang ada di Jagat Raya ini.
  • Nilai Pendidikan, menciptakan warganegara yang sadar akan IPA dan teknologi



5. Keterbatasan IPA

Beberapa Keterbatasan dalam IPA, yaitu :
  • IPA tidak dapat menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan
  • IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya
  • IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama) yg mempermasalahkan tingkah laku yg baik atau buruk, tidak menjangkau masalah estetika yg berhubungan dengan keindahan, dan tentang sistem nilai. Hal itu karena tolok ukur IPA adalah objektifitas bukan subjektifitas


6. Nilai-nilai Psikologis/Paedagogis IPA


Nilai-nilai Psikologis/Paedagogis yang terdapat dalam IPA, yaitu :
  • Sikap mencintai kebenaran, mendorong manusia untuk berlaku jujur dan objektif
  • Sikap tidak purbasangka
  • Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah mutlak
  • Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
  • Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
  • Bersikap tidak putus asa
  • Sikap teliti dan hati-hati
  • Sikap corious atau ingin tahu
  • Sikap optimis



Jadi dapat kita simpulkan Pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.

Hakikat sebagai produk dan proses tidak bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai hubungan terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan pengamatan ilmiah.

Memahami Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia

Setelah sebelumnya sya membahas mengenai surah al-baqarah ayat 30 dimana dalam surah tersebut berisi tentang bagaimana manusia menjadi seorang khalifah, manusia memiliki tugas yang sangat berat. Salah satunya adalah tugas untuk mengolah dan melestarikan bumi ini. Allah Mahaadil. Setelah memberikan tugas sebagai khalifah, Allah memberikan bekal hidup kepada manusia.



Kali ini saya akan menguraikan salah satu bagian dari mata peljaran PAI yaitu pemahaman Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia, apa yang saya uraikan di artikel kali ini mengenai isi Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 beserta artinya, Kosakata, Penerapan Ilmu Tajwid, Serta Kandungan Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14.



1. Isi Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia



Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minu-n [23]: 12–14)

2. Kosakata Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia


Adapun kosakata bahasa arab yang bisa kita ambil sebagai contoh adalah sebagai berikut :



3. Penerapan Ilmu Tajwid Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia


Dalam Surah al-Mu’minu - n [23] ayat 12-14 terdapat beberapa bacaan tajwid. Di antaranya sebagai berikut :

a. Qalqalah Sugra

Bacaan qalqalah sugra adalah bacaan memantul ringan saat huruf-huruf qalqalah diberi harakat sukun. Bacaan ini dapat Anda gunakan untuk membaca kata .
Dalam kata tersebut terdapat dua huruf qalqalah yang berharakat sukun yaitu huruf qaf dan dal. Kedua huruf tersebut dibaca memantul ringan.


b. Bacaan Lam Jalalah Tafkhim

Bacaan ini terjadi pada huruf jalalah atau lafal Allah. Saat lafal Allah didahului oleh huruf berharakat fathah, ia dibaca dengan bacaan tebal seperti kata




4. Kandungan Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12–14 tentang Proses Penciptaan Manusia


Pada Surah al-Baqarah [2] ayat 30 Allah Swt. menyatakan kehendak-Nya untuk menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Pada ayat ke-12 hingga 14 Surah al-Mu’minu-n [23] dibahas proses penciptaan manusia.

Dalam ayat ini Allah Swt. memaparkan proses penciptaan manusia yang diawali dari saripati tanah. Dalam ayat yang lain juga dijelaskan tentang tahap pertama manusia ketika ia masih tersebar di muka bumi dan belum dapat disebut. Pada tahap pertama, bahan-bahan penciptaan manusia masih tersebar pada tumbuhan dan hewan yang dikonsumsi oleh ayah dan ibu.

Bahan penciptaan manusia itu berupa unsur-unsur kimiawi yang terdapat dalam makanan. Unsur-unsur tersebut diserap oleh calon ayah dan calon ibu melalui makanan yang dikonsumsinya. Unsur-unsur dasar manusia itu diolah sedemikian rupa melalui proses kimiawi dalam tubuh hingga menjelma menjadi sperma calon ayah dan ovum calon ibu.

Sperma dan ovum adalah dua zat khusus yang dibentuk oleh Allah Swt. dengan membawa bermiliar-miliar informasi genetika seorang anak manusia. Sperma dan ovum berkembang dan Allah Swt. memperkaya keduanya dengan kemampuan untuk mengembangkan diri saat bertemu nanti.

Melalui proses penyatuan yang dramatis, sperma dan ovum bertemu dan menyatukan diri. Proses tersebut terjadi dengan penuh kecermatan dan ketepatan yang hanya bisa diatur oleh Zat yang Mahapandai atas segala sesuatu.

Keduanya bertemu, mengomunikasikan informasi yang mereka bawa dan berlanjut dalam perkembangan yang luar biasa. Dua sel manusia berlainan jenis itu menyatu kemudian membelah dan terus membelah. Tiap-tiap sel baru membentuk jalinan yang kuat di antara mereka.

Setelah mulai terbentuk, sel-sel calon manusia itu mencari tempat berlabuhnya di dinding rahim sang ibu. Mereka melekat kuat dan membentuk jaringan penghubung antara si calon manusia dengan sang ibu. Jaringan penghubung ini biasa kita kenal sebagai placenta. Tahap inilah yang dalam dunia kedokteran modern disebut zygot.

Hal ini menunjukkan tanda kekuasaan Allah Swt. sekaligus kebenaran Al-Qur’an. Seribu empat ratus tahun yang lalu, saat kehidupan bangsa Arab berada di tepi terjauh dari peradaban, saat orang Badui
menganggap bahwa bumi itu datar, Al-Qur’an menyatakan sesuatu yang baru terlihat pada abad modern ini.

Sembari membangun interaksi dengan sang ibu, sel-sel baru itu terus diatur oleh Allah Swt. untuk membelah hingga menjadi segumpal daging kemudian membelah dan membentuk bagian-bagian tubuh manusia.Tangan, kaki, kepala, jantung, otak, dan semua organ terbentuk dengan bimbingan Allah Swt. Setelah semua bagian lengkap, Allah Swt. menyempurnakan bentuknya menjadi bentuk yang sama sekali berbedadari saat pertama kali sperma dan ovum bertemu.

Inilah proses pembentukan seorang manusia yang diangkat Allah Swt. sebagai khalifah-Nya di bumi. Proses yang tersampaikan dalam Surah al-Mu’minu-n [23] ayat 12–14 ini memberi pelajaran tentang dua hal penting.

Pertama, Allah Swt. yang mengatur penciptaan manusia. Hal ini dengan nyata terlihat dari tahapan-tahapan pembentukan manusia dalam rahim sang ibu. Bagaimana dua sel, sperma dan ovum yang setengah menit saja dibiarkan di tempat terbuka pasti rusak, dapat bertemu? Siapa yang mengarahkan pertemuan itu? Adakah sang ayah yang memberikan komando atau si ibu yang menunjukkan rute? Setelah keduanya bertemu, siapa yang memberikan daya untuk berubah dan membelah?

Sperma dan ovum itu mengetahui dengan sendirinya apa yang harus dilakukan. Allah Swt. yang telah membuat semua itu menjadi mungkin. Allah Swt. yang memberi daya sekaligus arah. Allah Swt. yang menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh dua sel lemah itu. Inilah pelajaran agung dari Sang Maha Pencipta.

Pelajaran kedua adalah pelajaran bagi kesadaran manusia tentang asal usul dirinya dan Tuhan yang telah menciptakannya. Ayat ini mengajak manusia merenungkan kejadian dirinya. Manusia tidak ada
dengan sendirinya melainkan ada karena diadakan oleh Yang Mahaada.

Kesadaran tentang hal ini diharapkan dapat membawa dampak nyata pada perilaku manusia, kita bersama, untuk menjadi lebih baik sesuai tuntunan Allah Swt. yang telah menciptakan.

Pelajaran Allah Swt. dalam ayat ini menunjukkan bahwa hadirnya manusia di muka bumi ini diadakan oleh Allah Swt. tentu bukan tanpa tujuan. Tujuan hadirnya manusia untuk mengemban tugas sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini. Saat kita sadar tentang hal ini, kita mengetahui dari mana kita berasal dan tugas yang harus kita emban di bumi ini.

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat, Terima kasih.

Belajar Memahami Greetings and Leave Takings

Kali ini saya akan menguraikan apa itu Greetings and Leave Takings, apa yang saya uraikan di artikel kali ini tentang Greetings and Leave Takings meliputi pengertian, dan pengguana Greetings and Leave Takings dan yang lainnya.



Melalui artikel kali ini saya akan uraikan secara lengkap mengenai Greetings and Leave Takings sehingga kita bisa lebih mudah untyk memahaminya dan juga bisa langsung menggunkan tanpa takut merasa salah lagi.

1. Pengertian Greetings (ungkapan Salam)


a. Formal greetings

Formal greeting digunakan untuk menyapa orang yang belum dikenal atau orang yang usianya lebih tua dari kita. Berikut ini adalah beberapa greetings yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari :


Supaya lebih mudah lagi untuk memahaminya, Berikut contoh percakapan dengan menggunakan formal greetings :

Mr. Iskandar   : Good morning, Talita.
Talita              : Good morning, Mr.Iskandar.
Mr. Iskandar  :  How are you?
Talita             : Very well, thank you. And how are you, sir?
Mr. Iskandar  : Fine, thank you. Did you have a good night’s rest last    night?  
Talita             : Yes, sir. Thank you.


b. Informal greetings

Informal greeting digunakan untuk menyapa orang yang sudah kita kenal atau usianya sebaya dengan kita. Berikut ini adalah beberapa informal greetings yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam Bahasa Inggris :



Berikut contoh percakapan dengan menggunakan informal greetings :

Talita             : Hi, Renata.
Renata           : Hello, Lita. How’s everything?
Talita             : Just fine, thanks, and how about you?
Renata           : Good, thanks. How was your weekend, Lita?
Talita             : It was great. I went to Yogya. What about you?
Renata           : Not too bad. I just stayed at home, we had a family gathering.

2. Pengertian Leave takings


Leave takings merupakan sapaan yang digunakan untuk mengakhiri percakapan dalam bahasa Inggris. Berikut merupakan leave takings yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari :



Berikut ini contoh beberapa percakapan dalam bahasa Inggris dengan menggunakan leave takings :

1. Boys               : Bye, dad.
    Father             : Bye-bye, sons. Take care.

2. Talita              : Good bye, Mrs. Iskandar.
    Mrs. Iskandar : Good bye, Ms. Yuwono. It’s been nice talking to you.

3. Talita              : I have to go now. See you later.
    Renata            : Bye. See you

4. Mr. Iskandar   : Good bye, Talita. See you tomorrow.
    Talita               : Yes. Good bye, Mr. Iskandar.


3. Introducing Yourself and Other Person


a. Introducing oneself

Introducing oneself merupakan cara bagaimana memperkenalkan diri sendiri pada orang lain baik secara formal ataupun informal. Berikut merupakan cara meperkenalkan diri dalam bahasa Inggris dan responsnya:



b. Personal Pronoun

Personal pronoun merupakan kata ganti orang, binatang ataupun benda baik itu sebagai subjek, objek, kata sifat, atau kepemilikan dalam bahasa Inggris. Berikut tabel penggunaan personal pronoun :



Dibawah ini merupakan contoh beberapa aktivitas yang menggunakan personal pronoun dalam kehidupan sehari-hari  :
1. I am Baskara.
2. Let me introduce you to Mr. Smith.
3. Renata is my friend.
4. Renata is a friend of mine.


c. Simple present tense : To be

Sebuah kalimat dalam bahasa Inggris selalu membutuhkan sebuah verb. Konstruksi kalimatnya terdiri dari subjek + verb (kata kerja). 

Dalam hal ini kita akan mebicarakan situasi, keadaan, kondisi, identifikasi, lokasi, pekerjaan dan kebangsaan atau ketika tidak ada bentuk ataupun aktivitas nyata maka seharusnya kita menggunakan to be.
Tabel dibawah ini akan menunjukkan bentuk-bentuk To be :


Berikut contoh penggunaan to be dalam kalimat :
1. How are you?
2. I’m fine, thanks.
3.How is your family?
4.They are very well, thank you.
5. These are my friends, Surya and Nyoman. They are waiters.


d. The Simple Present Tense : Verb 1

Pada aktivitas belajar sebelumnya, kamu telah menemukan kalimat dibawah ini :
1. I live in Bantul.
2. We have a new member.
3. Do you know Baskara?
4. I don’t think we have met.

Ketika kita membicarakan fakta-fakta (hal-hal yang sama dilakukan untuk sebuah waktu yang lama) dan kebiasaan (hal tersebut terjadi lagi dan lagi) kita menggunakan simple present tense. Verb merupakan bentuk sederhana dari kata kerja. Dalam bentuk positif, ketika subjek adalah sebuah kata ganti orang ketiga (Talita, she, he) dan it maka suffix –s/-es ditambahkan ke verb. 

Pada negative dan interrogative, kata does digunakan untuk bentuk kata ganti orang ketiga dan do digunakan untuk yang lainnya.

Perhatikan contoh dibawah ini 
1. Talita works in Rumpita Hotel
2. She has the competency to perform well at work.
3. Does she speak English?
4. Certainly, but she doesn’t speak Japanese.
5. We live in Indonesia.
6. More people stay in our hotel on weekends.
7. They usually come with their family.
8. Do they always spend much money in the hotel restaurant?
9. No. They usually don’t spend much money on food.
10. A receptionist welcomes guests in a hotel or an office.


4. Expressing Thanking


a. When someone gives you something

Expressing thanking when someone gives you something merupakan ekspresi dengan kalimat ini biasa digunakan ketika seseorang memberikanmu sesuatu dalam percakapan bahasa Inggris.
Tabel dibawah ini akan menunjukkannya:



Dibawah ini contoh percakapan bahasa Inggris dengan menggunakan expressing thankingwhen someone gives you something:
1.    Baskara     : These flowers are for you.
       Talita        : Thanks a lot. They’re very nice.
       Baskara     : You’re welcome.

2. Talita        : Thank you for the brooch you gave me for the birthday gift. It’s just what I wanted.
    Renata      : I’m glad you like it.


b. When someone does a favor or helps you

Expressing thanking when someone does a favor or helps you merupakan ekspresi dengan kalimat yang biasa digunakan ketika seseorang telah menerima kebaikan atau bantuan dari orang dalam percakapan bahasa Inggris.
Tabel dibawah ini akan menunjukkannya:



1.    Talita        : Thanks for taking me home.
       Baskara     : That’s OK.

2.    Guest        : It was very kind of you to help me to find my luggage.
       Talita        : It was my pleasure.

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat.. Terima Kasih.

Sistem bilangan real beserta Operasi pada bilangan real (bulat dan pecahan)

Kali ini saya akan menguraikan apa itu Sistem bilangan real dalam mata pelajaran matematika, adapun sumber yang saya ambil di artikel kali ini tentang Sistem bilangan  real yaitu dari buku mata pelaharan matematika sendiri dan juga dari google. 

tapi dari manapun itu intinya saya hanya ingin berbagi atau share ilmu saja melalui blog ini dan mudah-mudahan bisa bermanfaat. Adapun materi yang saya bahas kali ini meliputi Pengertian Bilangan Real, Operasi pada bilangan real (bulat dan pecahan), Penjumlahan dan pengurangan, Perkalian, Pembagian, Perbandingan dan Skala.



Sistem bilangan real beserta Operasi pada bilangan real (bulat dan pecahan), Penjumlahan dan pengurangan,Perkalian dan pembagian mungkin pernah kita pelajari baik di SD, SMP, maupun SMK, namun terkadang karena jarang digunakan jadi sering lupa. sehingga banyak yang kesulitan dalam proses penyelesaian suatu soal.

Oleh karena itu melalui artikel kali ini saya akan uraikan secara lengkap mengenai Sistem bilangan real sehingga kita bisa lebih mudah dalam proses penyelesaian suatu soal khususnya dalam bidang matematika.

1. Pengertian Bilangan Real

Bilangan riil atau bilangan real dalam matematika menyatakan bilangan yang bisa dituliskan dalam bentuk desimal, seperti 2,4871773339… atau 3,25678. Bilangan real meliputi bilangan rasional, seperti 42 dan −23/129, dan bilangan irasional, seperti Ï€ dan .

Bilangan atau angka adalah alat bantu untuk menghitung pada kehidupan sehari-hari.oleh karena itu bilangan harus diketahui setiap orang. Ada beberapa macam bilangan yakni :

a. Bilangan Rasional
Bilangan Rasional yaitu bilangan dalam bentuk a/b, dengan a dan b anggota bilangan bulat dan b  ≠ 0.
Contohnya :
1/4 menjadi a = 1 dan b = 4

b. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pecahan, atau bilangan yang bukan bilangan rasional.
Contohnya :
√2, √3, √5

NB :
√9 = 3, maka √9 bukan bilangan irrasional.

c. Bilangan Bulat
Bilangan bulat yaitu bilangan yang terdiri atas bilangan negatif, bilangan 0 (nol), dan bilangan postitif, yaitu : ..., -2, -1, 0, 1, 2, 3, ... , dan seterusnya.

d. Bilangan Cacah
Bilangan cacah yaitu bilangan yang dimulai dari angka 0 (nol) sampai tak terhingga, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, ..., dan seterusnya.

e. Bilangan Asli
Bilangan Asli yaitu bilangan yang dimulai dari angka 1 (satu) sampai tak terhingga, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, ..., dan seterusnya.

f. Bilangan Prima
Bilangan Prima yaitu bilangan asli yang tepat mempunyai 2 faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri, yaitu: 2, 3, 5, 7, 11, 13,  ..., dan seterusnya.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Bilangan real merupakan gabungan dari bilangan rasional dengan bilangan irrasional. Bilangan rasional dapat dinyatakan dalam bentuk dengan a/b dengan a, b bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0. Bilangan rasional dapat berupa bilangan bulat, bilangan yang dapat dinyatakan dengan pecahan atau bentuk desimal, dan campurannya. Untuk selanjutnya jika a/b pecahan maka a dinamakan pembilang dan b dinamakan penyebut.


2. Sifat – sifat operasi hitung bilangan bulat :


a. Sifat ketertutupan dan ketunggalan.
Jika a, b R, maka terdapat satu dan hanya satu bilangan real yang dinyatakan dengan a + b dan ab.

b. Sifat komutatif( pertukaran).
Jika a,b R,maka a+b = b + a dan ab = ba

c. Sifat assosiatif (pengelompokan).
Jika a,b dan c R, maka a + (b + c) = (a + b) + c dan a ( bc ) = ( ab ) c

d. Sifat distributif( penyebaran).
Jika a, b dan c R, maka a ( b + c ) = ab + ac, yaitu sifat penyebaran dari perkalian terhadap penjumlahan.

e. Adanya unsur identitas ( satuan).
Ada dua bilangan real 0 dan 1 sedemikian sehingga a + 0 = a dan a.1 = a

f. Adanya negatif atau invers terhadap penjumlahan.
Untuk setiap bilangan real a, ada suatu bilangan real yang dinamakan negative dari a, dinyatakan dengan – a ( dibaca” negatif dari a”) sehingga a + ( -a) = 0

g. Adanya kebalikan atau invers terhadap perkalian.
Untuk setiap bilangan real a, kecuali 0 ada suatu bilangan real yang dinamakan kebalikan dan a dinyatakan dengan a -1 atau sehingga a . = 1


3. Operasi pada Bilangan Real

Ada beberapa operasi hitung pada bilangan real  yang sering kita jumpai yaitu sebagai berikut :

Operasi hitung pada bilangan bulat
a. Operasi Penjumlahan.

Contoh :
1. 14 + 6 = 20
2. 20 + (-3) = 17

b. Operasi pengurangan.

Contoh :
1. 10 – (-5) = 10 + 5 = 15
2. -16 – 4 = -20

c. Operasi Perkalian.

Contoh :
1) 4 . 5 = 20
2) 3 . (-6) = -18

d. Operasi Pembagian.

Contoh :
1. 8: 2 =4
2. 72 : 3 = 24

Operasi hitung pada bilangan pecahan.
a. Operasi Penjumlahan.
Contoh :
1. 5/8 + 2/8 = 7/8
2. 15 3/4 + 3 1/2 = (KPK 4 dan 2 adalah 4) 15 3/4 + 3 2/4 = 18 5/4 = 19 1/4

b. Operasi Pengurangan.
Contoh :
Tentukan hasil pengurangan pecahan berikut ini
1. 5/8 – 3/8 = 2/8
2. 1/2 – 1/3 = (KPK dari 2 dan 3 adalah 6) 3/6 -2/6 = 1/6

c. Operasi Perkalian.
Contoh :
Tentukan hasil perkalian
1. 1/2 x 2/3 = 2/6
2. 2 2/3 x 3 1/4 = 8/3 x 13/4 = 104/12 = 8 2/3

d. Operasi Pembagian.
Contoh :
Tentukan hasil pembagian
3/6 : 2/5 = 3/6 x 5/2 = 15/12 = 5/4 = 1 1/4

3. Konversi Pecahan.
Sebuah bilangan pecahan dapat diubah ke bentuk persen, pecahan desimal atau sebaliknya.

a. Mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal.
Untuk mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
  • Mengubah penyebutnya menjadi 10 , 100 , 1000 , …
  • Dengan pembagian berulang


b. Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen.
c. Mengubah persen ke pecahan biasa dan pecahan desimal.

4. Perbandingan


Dalam membandingkan ukuran dua obyek terdapat dua cara, yaitu membandingkan dengan cara mencari selisihnya sehingga dapat dikatakan mana yang lebih dan yang lain dan yang kedua mengamati / mencari nilai perbandingan antara ukuran dan kedua obyek itu.

Sebagai contoh, tinggi badan Ani adalah 150 cm sedangkan Watik 160 cm. Jika cara membandingkan yang dimaksud adalah siapa yang lebih tinggi maka jawabannya adalah Watik dengan selisih tinggi badan = 160 cm – 150 cm = 10 cm. 

Namun jika yang ditanyakan adalah nilai perbandingan tinggi badan Ani dengan Watik maka dapat dinyatakan dengan perbandingan : 150 cm : 160 cm = 15 : 16 = 15/16. Perbandingan a : b, dibaca “a berbanding b”. Ada dua macam perbandingan yang sering kita bicarakan antara lain :

a. Perbandingan senilai:
Apabila terdapat korespodensi satu-satu antara dua obyek dengan sifat bahwa mlai perbandingan dua elemen di obyek pertama sama dengan nilai perbandingan dua elemen yang bersesuaian di obyek kedua maka kedua obyek itu disebut berbanding senilai.

b. Perbandingan berbalik nilai :
Apabila terdapat korespodensi satu-satu antara dua obyek dengan sifat bahwa nilai perbandingan dua elemen di obyek pertama berbalik nilainya dengan nilai perbandingan dua elemen yang bersesuaian di obyek kedua maka perbandingan antara obyek pertama dengan obyek kedua disebut perbandingan berbalik nilai.

5.Skala


Skala ialah perbandingan antara jarak / panjang pada gambar dengan jarak / panjang yang sebenarnya. Dalam perbandingan tersebut jarak pada gambar biasanya dinyatakan dengan 1.
Contoh : skala pada peta adalah 1 : 10.000. jika jarak dua kota pada peta adalah 10 cm. berapakah jarak yang sebenarnya ?
Jawab : jarak yang sebenarnya = 10.000 x 10 cm = 100.000 cm
                                                                               = 1 Km
                         

Sekian artikel untuk kali ini semoga bisa bermanfaat... terimakasih...

Belajar Memahami Tekanan,intonasi dan jeda dengan mudah

Pada artikel kali ini, saya akan menguraikan mengenai unsur-unsur bunyi dan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaannya seperti, lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim atau baku serta yang tidak. Tujuannya agar kita dapat menunjukan reaksi kinetik, seperti memerhatikan, mencatat, serta mengomentari lafal, tekanan, intonasi, dan penggunaan jeda yang lazim/baku dan yang tidak terhadap wacana yang dibacakan. Di samping itu, dalam bab ini kita juga akan mempelajari ciri bahasa Indonesia baku.



1. Memahami lafal, tekanan  dan jeda yang lazim/ baku Lafal


Memahami lafal merupakan sesuatu hal yang penting mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan suku yang memounyai lafal masing-masing dalam pengucapan bunyi bahasanya. Agar pengucapan bunyi bahasa Indonesia dapat dimengerti dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia, maka diperlukan lafal bunyi bahasa secara baku.

Diantaranya bunyi-bunyi sangat mirip kedengarannya. Bunyi bahasa yang berbeda atau mirip dinamakan fonem. Fonem dalam bahasa mempunyai beberapa macam lafal bergantung pada letaknya dalam kata suku atau suku kata.

Dalam Bahasa Indonesia ada 28 buah fonem yang terdiri atas :
  • 6 buah  fonem  vocal, yaitu : /a/i/u/e/o/e’/, yang disebut  vocal tungal. Masing-masing  terdiri  dari dua vocal tinggi, tiga  vocal  sedang dan satu vocal  rendah. Berdasarkan  parameter  depan-belakang lidah, dua vocal (i/e) merupakan vocal  depan. Dua merupakan  vocal tengah (a/e’ ) dan  dua  yang lain merupakan  vocal belakang (u, o).
  • 22 buah fonem konsonan , yaitu:b, p, d, t, g, k, f, z, s, sy, kh, h, j, c, m, n, ny, ng, r, l, w dan y. Terbentuknya konsonan tergantung posisi.


Alat ucap kita sebagai artikulator dan titik artikulasinya yg dibantu dengan udara dan paru-paru. Konsonan itu sendiri  dihasilkan apabila bunyi ujaran udara yg keluar dari paru-paru mendapat rintangan/ halangan dari alat ucap lainya. 

Konsonan mempuyai contoh yaitu: konsonan hambat bilabial, konsonan hambat alveolar, konsonan hambat palatal, konsonan frikatif glottal tak bersuara, konsonan nasal bilabial, konsonan nasal alveolar, konsonan nasal palatal, konsonan nasal velar, konsonan getar alveolar, konsonan lateral alveolar, semi vocal bilabial, semivokal palatal

Inotasi/ Tekanan adalah kalimat atau mengacu yangg ditekankan pada suku kata atau kata sehingga bagian itu lebih keras (tinggi) ucapnnya dari pada bagian yg lain. Inotasi mengacu pada naik turunnya nada dalam perafalan kalimat, sedangkan ritme mengacu kepemberian tekanan pada kata dalam kalimat.

Bagian  kalimat tempat berlakunya suatu pola perubahan nada tertentu disebut kolompok ton. Pada setiap kelompok ton terdapat suku kata yg   terdengar menonjol yg menyebabkan terjadinya pengubahan nada. Suku kata itulah yang mendapat aksen.

2. Lafal, Tekanan, Inotasi Dan Jeda Tidak oleh Lazim/ Tidak Baku


Dalam tuturan bahasa Indonesia ada sejumlah fonem yg dilafalkan tidak sesuai dengan lafal yg tepat sehingga lafal tersebut menjadi tidak baku. Hal tersebut dapat dipengaruhi berbagai factor, misalnya karena faktor lafal bahasa daerah asal, faktor latar belakang pendidikan atau lingkungan sosial.
Contoh :



Pelafalan agar tidak salah harus dilihat berdasarkan konteks kalimat dalam arti kata–kata tersebut dan dilafalkan berdasarkan makna kalimat yang dimaksud.

Menyimak untuk memahami informasi lisan dalam konteks bermasyarakat.

A. Memahami Informasi Lisan
Apabila kita sedang mendeengar orang berpidato baik di televisi maupun di radio, mendengarkan seorang pembicara pada seminar, rapat atau diskusi berarti kita sedang menyimak sesuatu informasi lisan. Untuk memahami informasi tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan, misalnya kita harus menyimak si pembicara tersebut dengan konsentrasi penuh dan harus dapat menyimpulkan informasi yang disampaikannya, khususnya bagian–bagian inti dari informasi tersebut tanpa terpengaruh oleh uraian lainnya.

B. Memahami Fakta dan Pemerian
1. Perbedaan Fakta dan Bukan Fakta
Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang bena–benar ada atau terjadi, sedangkan diluar dari keadaan yang merupakan kenyataan atau tidak benar–benar terjadi atau belum terjadi, atau masih berupa pendapat pribadi, pendapat umum/ opini, wacana dan sebagainya, dikatakan bukanlah suatu fakta.

2. Memahami Pemerian
Ketika membaca suatu teks, pada umumnya teks yang kita baca adalah berurutan dari kiri ke kanan. Namun, agar lebih mudah dipahami. Mudah diingat, dan lebih mudah untuk diungkapkannya, informasi/keterangan dalam teks tersebut sering diuraikan secara berurutan ke bawah dengan mengambil pokok–pokok yang dibutuhkan saja. Informasi/ keterangan yang demikian itu berarti membutuhkan pemerian.

C. Isi Pokok Informasi dan Uraian Lisan yang Bersifat Faktual,  Spesifik dan Rinci 
Informasi yang bersifat faktual adalah informasi yang berdasarkan kenyataan atau sesuatu yang benar–benar terjadi, atau benar–benar ada. Misalnya dalam seminar contoh-contoh yang dikemukakan biasanya bersifat faktual. Artinya contoh-contoh yang dikemukakan merupakan contoh yang benar–benar ada, bukan fiktif atau karangan si pembicara semata-mata.

D. Memahami Ragam Bahasa
1. Ragam Bahasa
Ragam bahasa Indonesia ditimbulkan karena adanya pengaruh faktor sejarah, dan perkembangan masyarakat, atau faktor yang terdapat pada masyarakat pemakai bahasa seperti pendidikan, usia, agama, bidang pekerjaan, sikap penutur dan juga latar belakang budaya daerah. 

Walaupun demikian kita msih bisa memahami orang lain yang berbahasa Indonesia, karena pada dasarnya ciri dan kaidah tata bunyi, pembentukan kata, serta tata makna pada umumnya masih sama.
Secara garis besar ragam bahasa yang ada di Indonesia antara lain :
  • Ragam bahasa yang bersifat perseorangan (idiolek)
  • Ragam bahasa yang digunakan oleh orang didaerah tertentu atau sekelompok orang (diolej atau logat)
  • Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dan golongan sosial tertentu (sosiolek)
  • Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan, pekerjaan atau profesi tertentu, disebut (fungsiolek)
  • Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal yang disebut bahasa baku atau standar
  • Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau situasi tidak resmi
  • Ragam bahasa yang digunakan secara lisan, biasa disebut bahasa lisan atau ragam bahasa tertulis atau disebut bahasalisan

2. Proses dan Hasil Berdasarkan Ciri atau Penanda Kata/ Kalimat
Informasi yg menggambarkan adanya proses atau hasil biasaya ditandai oleh imbuhan  atau akhiran, diantaranya imbuhan pe-an (proses) dan akhiran –an (hasil).

  • Imbuhan pe-an           

Imbuhan gabung pe-an adalah gabungan antara awalan pe- dan akhiran –an yg diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah kata dasar atau sebuah bentuk dasar. Ada beberapa fungsi dari imbuhan pe-an, diantaranya adalah, menyatakan proses. Untuk mendapatkan makna proses imbuhan gabung pe-an harus diimbuhkan pada kata kerja, kata benda atau kata sifat tertentu.
Contoh: Penagihan dilakukan setiap tanggal dua puluh. Penagihan artinya proses menagih
  • Akhiran –an

Akhiran –an tidak mempunyai variasi bentuk, karena morfem –an ini tidak mengalami perubahan bentuk dalam penggabungannya dengan unsure-unsur lain.f ungsi akhiran –an adalah untuk membentuk kata benda, sedangkan makna dari akhiran –an diantaranya adalah menunjukkan hasil.
Contoh: Novel karangan Fira Basuki banyak bercerita tentang dunia perempuan. Karangan artinya hasil dari perkerjaan mengarang.

Pengertian Bangsa dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara

Kali ini saya akan menguraikan Pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara, apa yang saya uraikan di artikel kali ini meliputi pengertian, bangsa, Negara, Rakyat, Wilayah Pemerintah yang berdaulat, Pengakuan dari negara lain.



Pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara sebenarnya banyak kita pelajari baik di, SMP, maupun SMK, namun terkadang kita sering lupa. sehingga banyak yang kesulitan ketika ada pertanyaan mengenai Pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara.

Oleh karena itu melalui artikel kali ini saya akan uraikan secara lengkap mengenai Pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara sehingga kita bisa lebih mudah memahaminya.


1. Pengertian Bangsa


Seiring dengan kebutuhan yang semakin kompleks maka menuntut masyarakat yang satu bekerja sama dengan manusia yang lain. Hal inilah yang melata rbelakangi terbentuknya bangsa.

Istilah bangsa berasal dari bahasa Inggris yaitu nation dan bahasa latin nation yang artinya sesuatu telah lahir. Nation dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bangsa. Pengertian bangsa selanjutnya mengalami perkembangan, yaitu bangsa dalam arti sosiologis-antropologis dan bangsa dalam arti politis.

a. Bangsa dalam arti sosiologis – antropologis

Bangsa adalah persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut terikat oleh satu kesatuan ras, bangsa, agama, dan adat-istiadat. Persekutuan hidup artinya perkumpulan orang-orang yang saling membutuhkan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah tertentu. 

Bangsa dalam arti sosiologis-antropologis diikat oleh ikatan-ikatan, seperti kesatuan ras, tradisi, sejarah, adat-istiadat, bahasa, agama, dan daerah. Adanya ikatan seperti itulah, yang dapat digunakan untuk membedakan suku bangsa yang satu dengan  suku bangsa yang lain. Misalnya suku Jawa berbeda dengan suku Batak, suku Sunda berbeda dengan suku Asmat, dan sebagainya.

Dalam suatu negara, dapat terdiri atas berbagai suku bangsa, misalnya Amerika Serikat terdiri atas bangsa Negro, Indian, Yahudi, dan sebagainya. Indonesia juga terdiri atas berbagai suku bangsa, seperti suku bangsa Cina, Tionghoa, Arab, dan sebagainya.

Faktor-faktor pendorong terbentuknya bangsa secara umum, antara lain :
  • Pertalian darah, suku, bahasa, dan adat-istiadat.
  • Persamaan sejarah, penderitaan, dan nasib di masa lalu.
  • Pemerintahan yang sama.
  • Ideologi yang sama.
  • Bahasa nasional
  • Cita-cita dan tujuan yang sama.


b. Bangsa dalam arti politis

Bangsa dalam pengertian politis adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Dengan demikian bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta tunduk pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan. Setelah mereka bernegara terciptalah bangsa.

Bangsa dalam arti politis diikat oleh suatu organisasi kekuasaan / politik, yaitu negara beserta pemerintahannya. Mereka diikat oleh satu kesatuan wilayah nasional, hukum dan peraturan-perundangan yang berlaku.

Selain itu, sebuah bangsa  dalam arti politis perlu menciptakan ikatan-ikatan baru sebagai alat pemersatu bangsa. Seperti halnya Indonesia yang memiliki alat pemersatu sebagai berikut :
  • Bahasa nasional, bahasa Indonesia.
  • Bendera negara, Sang Merah putih.
  • Lagu kebangsaan, Indonesia Raya.
  • Semboyan negara, Bhinneka Tunggal Ika.
  • Ideologi dan dasar negara, Pancasila.
  • Konstitusi / hukum dasar, UUD 1945.
  • Pengertian Bangsa menurut para ahli


c. Suryono Sukanto

Bangsa adalah unit yang mandiri yang ditandai adanya kelompok territorial dengan hak kewarganegaraan yang sama dan memiliki karakteristik yang sama.

d. Ernest Renan

Bangsa adalah sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah dan cita-cita yang sama, suatu bansa juga harus terikat oleh tanah air yang sama.


e. Otto Bauer

Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakter yang tumbuh karena persamaan nasib.

f. Ratzel

Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya hasrat kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya.

g. Hans Kohn

Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara eksak. Kebanyakan bangsa memiliki faktor-faktor objek tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain. Faktor itu berupa persamaan adat istiadat, kesamaan politik, perasaan, dan agama.

h. Stalin

Bangsa adalah kesatuan umat manusia yang terbentuk secara historis (sejarah).

i. Jalopsen dan Lipman

Bangsa adalah kesatuan budaya (cultural unity)dan kesatuan politik (political unity). Faktor objektif yang menandai suatu bangsa adalah adanya kehendak atau kemauan bersama yang lebih dikenal dengan istilah nasionalisme.


2. Pengertian Negara


Pengertian negara sama dengan pengertian bangsa dalam arti politis, karena negara merupakan organisasi kekuasaan politik yang dapat memaksakan kekuasaan tersebut secara sah (legal) pada semua orang yang ada di wilayahnya.

Istilah negara berasal dari bahasa Sansekerta yaitu nagari atau nagara yang berarti kota.

Sedangkan istilah negara yang dipakai dalam ilmu kenegaraan merupakan terjemahan dari istilah-istilah state (Inggris), destaat (Belanda), l’etat (Perancis) atau lostato (Nicollo Machiavelli). Istilah ini telah dikenal sejak abad ke-15 yang dianggap sebagai terjemahan dari istilah latin klasik “status” yang mengandung arti keadaan tetap dan tegak atau sesuatu yang memiliki sifat tetap dan tegak.

Adapun pengertian negara dari para pakar, antara lain sebagai berikut :

a. George Jellinek

Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.


b. Hegel

Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.


c. R. Joko Soetono

Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah pemerintahan yang sama.

d. Roger H. Soltau

Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

e Mr. Soenarko

Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.

f. Harold J. Laski

Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.

3. Unsur Unsur Negara


Unsur-unsur negara adalah bagian yang penting untuk membentuk suatu negara, sehingga negara memiliki pengertian yang utuh. Jika salah satu unsur tidak terpenuhi, maka tidak sempurnalah negara itu. Negara dapat memiliki status yang kokoh jika didukung oleh minimal tiga unsur utama, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah berdaulat. Selain itu, ada satu unsur tambahan, yaitu pengakuan dari negara lain.

a. Rakyat

Rakyat adalah unsur terpenting dari suatu negara. Rakyat adalah segenap orang yang bertempat tinggal di daerah atau wilayah suatu negara. Rakyat dibedakan menjadi dua, yaitu penduduk dan bukan penduduk; warga negara dan bukan warga negara.

  • Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal di suatu daerah atau wilayah negara (menetap), secara turun-temurun tinggal di wilayah itu. Penduduk biasanya memiliki KTP. Bukan penduduk adalah orang yang tinggal di dalam suatu wilayah negara hanya sementara, misalnya turis dan tenaga kerja asing.
  • Warga negara adalah orang yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara.Bukan warga negara adalah orang yang berada pada suatu negara, tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara, misalnya duta besar, konsul, dan atase perdagangan. Dari semua pengertian negara yang dikemukakan para pakar kenegaraan tersebut, apakah ada persamaan pandangan dalam mengartikan sebuah negara? Berikan penjelasan.


b. Wilayah

Selain rakyat, negara pasti memiliki wilayah untuk tempat tinggal rakyatnya. Wilayah adalah batas tempat tinggal bagi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia 13 rakyat dan pemerintah dalam menjalankan kedaulatannya. Wilayah suatu negara meliputi daratan, lautan, dan udara.

1) Daratan
Daratan adalah wilayah di permukaan bumi dengan batas tertentu dan dalam tanah di bawah permukaan bumi. Batas suatu daratan dapat berupa :
  • Batas alam, misalnya sungai, gunung, danau, dan pegunungan;
  • Batas buatan, misalnya pagar tembok atau kawat berduri;
  • Batas menurut ilmu pasti, misalnya garis lintang dan garis bujur.

2) Lautan
Lautan adalah wilayah air yang berupa laut atau lautan yang berada dalam batas-batas negara tersebut. Wilayah laut sering disebut laut teritorial. Beberapa pedoman yang menentukan batas-batas laut suatu negara (berdasar traktat multilateral 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica)
adalah sebagai berikut :
  • Lautan teritorial adalah lautan yang dimiliki negara dengan jarak 12 mil diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai.
  • Zona bersebelahan adalah batas lautan selebar 12 mil di luar batas laut teritorial atau 24 mil dari pantai.
  • Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut dari suatu negara pantai yang batasnya 200 mil laut dari pantai.
  • Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negarayang lebih dari 200 mil laut di lautan bebas.

Wilayah Laut suatu negara

Dua Konsepsi tentang Laut


  • Res Nullius, menyatakan bahwa laut tidak ada pemiliknya sehingga dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara.
  • Res Communis, menyatakan bahwa laut adalah milik bersama masyarakat dunia dan karenanya tidak dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara.

3) Udara
Udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan lautan. Ketentuan wilayah udara ini didasarkan pada perjanjian Paris tahun 1911, yaitu negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah udaranya, misalnya untuk satelit dan penerbangan.

4) Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah tempat-tempat yang menurut hukum internasional diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu negara, meskipun tempat itu berada di wilayah negara lain. Termasuk di dalamnya adalah tempat bekerja perwakilan suatu negara, kapal-kapal laut yang berlayar di laut terbuka di bawah suatu bendera negara tertentu. 

Di wilayah itu pengibaran bendera negara yang bersangkutan diperbolehkan. Demikian pula pemungutan suara warga negara yang sedang berada di negara lain untuk pemilu di negara asalnya. Contoh: di atas kapal (floatingisland) berbendera Indonesia berlaku kekuasaan negara dan undang-undang NKRI.

c. Pemerintah yang Berdaulat

Istilah pemerintah merupakan terjemahan dari kata asing government (Inggris), gouvernement (Prancis). Dalam arti luas, pemerintah adalah gabungan dari semua badan kenegaraan (eksekutif, legislatif, yudikatif) yang berkuasa memerintah di wilayah suatu negara. Dalam arti sempit, pemerintah mencakup lembaga eksekutif saja.

Menurut Utrecht (Utrecht : 1959), istilah pemerintah meliputi pengertian yang tidak sama sebagai berikut :
  • Pemerintah sebagai gabungan semua badan kenegaraan atau seluruh alat perlengkapan negara adalam arti luas yang meliputi badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
  • Pemerintah sebagai badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di wilayah suatu negara.
  • Pemerintah sebagai badan eksekutif (presiden bersama menteri-menteri: kabinet).


Istilah kedaulatan merupakan terjemahan dari sovereignty (Inggris), souveranete (Prancis), sovranus (Italia) yang semuanya diturunkan dari kata supremus (Latin) yang berarti tertinggi. Kedaulatan berarti kekuasan yang tertinggi, tidak di bawah kekuasaan lain.

Pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah yang memegang kekuasaan tertinggi di dalam negaranya dan tidak berada di bawah kekuasaan pemerintah negara lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemerintah yang berdaulat itu berkuasa ke dalam dan ke luar.
  • Kekuasaan ke dalam berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu.
  • Kekuasaan ke luar berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan diakui oleh negara-negara lain.


Selain tiga unsur utama itu, ada unsur deklaratif, yaitu pengakuan dari negara lain. Pengakuan negara lain ini berdasarkan ketentuan hukum internasional. Pengakuan suatu negara didasarkan adanya beberapa faktor, yaitu:
  • Adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya;
  • Ketentuan hukum alam bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.


Pengakuan dari negara lain dibedakan menjadi dua, yaitu :
  • Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada ;
  • Pengakuan de jure adalah pengakuan berdasarkan hukum.