Soal Latihan PAI BAB I Kelas 10 SMK Beserta Jawabannya Lengkap

Dalam konteks akademis atau profesional, ujian (atau ujian untuk pendek) adalah tes yang bertujuan untuk menentukan kemampuan seorang mahasiswa atau calon dokter. Biasanya ujian tes tertulis, walaupun beberapa mungkin praktis atau komponen praktis, dan sangat bervariasi dalam struktur, isi dan kesulitan tergantung pada subjek, kelompok usia orang yang diuji dan profesi.



Seseorang yang melewati ujian menerima ijazah, sebuah surat izin mengemudi atau profesional, tergantung pada tujuan pemeriksaan. Pemeriksaan kompetitif adalah ujian di mana pelamar bersaing untuk sejumlah posisi, sebagai lawan hanya harus mencapai tingkat tertentu untuk lulus.

Pada artikel kali ini saya akan menshare mengenai soal untuk ujian, baik itu digunakan untuk ujian tengah semester maupun ujian akhir semerter, atau bahkan untuk ulangan harian saja, itu tergantung kebutuhan saja. soal yang akan saya bahas kali ini merupakan Soal Latihan PAI BAB I SMK Beserta Jawabannya Lengkap. Sebelum kita membahas soalnya.

Sesuai dengan judul artikelnya sebelum kita membahas soalnya sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai isi materi dari pada mata Pelajaran PAI kelas 10 SMKsupaya kita bisa lebih mudah memahami soal dan jawabannya, serta mempermudah dalam prose belajaranya.

Kita sebagai manusia yang beriman kepada Allah harus melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah di bumi sebaik-baiknya. Untuk itu, kita perlu membiasakan diri dengan ibadah dan tuntunan hidup yang telah Allah turunkan kepada kita. Di antaranya sebagai berikut :
  1. Melaksanakan salat dengan khusyuk dan tepat waktu. Hal ini sangat penting untuk menjaga hubungan kita dengan Allah.
  2. Berbuat baik kepada sesama sebagai bentuk hubungan sosial kemasyarakatan.
  3. Senantiasa menjaga lingkungan di sekitar kita. Hal ini mencerminkan kedudukan kita
  4. sebagai pemakmur di muka bumi.
  5. Menyebarkan kebaikan dan rahmat kepada siapapun. Hal ini merupakan pelaksanaan
  6. dari tugas kita sebagai khalifah di bumi.
  7. Mencegah kerusakan yang terjadi di sekitar kita.

Adapun pembahasan dari pada materi mata pelajaran PAI Kelas 10 SMK BAB I adalah sebagai Berikut :

Surah al-Baqarah [2] ayat 30 ini merupakan ayat pembuka dari kisah perbincangan Allah Swt. dengan para malaikat sebelum Adam diciptakan. Kisah selanjutnya terdapat pada beberapa ayat lanjutan dari ayat 30 tersebut. 

Terkait dengan Surah al-Mu’minun [23] ayat 12–14 ini, Allah Swt. menyatakan suatu proses perkembangan penciptaan anak manusia saat masih berada dalam kandungan. Untuk melengkapi sekaligus membuktikan kebenaran ayat ini secara ilmiah, Anda diajak untuk menelusuri proses perkembangan penciptaan seorang anak manusia berdasarkan ayat Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan terkini.

Surah az-riyat [51] ayat 56 mengingatkan manusia tentang tugas yang Allah berikan yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Tugas ini sekaligus menjadi alasan penciptaan manusia di bumi ini.

Pada Surah an-Nahl [16] ayat 78 Allah Swt. menyatakan bahwa saat lahir manusia tidak mengetahui suatu apa pun. Allah Swt. memberikan kemampuan berupa pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Ketiga pemberian ini menjadi jalan bagi manusia untuk mengembangkan dirinya. Dalam Surah an-Nahl [16] ayat 78 Allah Swt. memberikan ketiga hal tersebut agar manusia bersyukur.

Nah itulah sedikit ulasan mengenai materi yang berkaitan dengan soal yang akan sya bahas kali ini. adapun soal yang akan saya sajikan yanitu berupa 15 Pilihan Ganda dan 10 Soal essay da tentunya saya juga sudah menyediakan jawabannya.


Soal Latihan PAI BAB I SMK Beserta Jawabannya Lengkap 


I . Soal Pilhan Ganda


1. Allah Swt. berkehendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Kata menjadikan dalam bahasa Arab diungkapkan dengan kata . . . . (Jawab :  A )














2. Kata khalifah yang digunakan dalam kisah Adam mengandung makna . . . .

a. pemakmur
b. penguasa
c. raja
d. pemangku wilayah
e. Pemimpin

3. Kata khalifah pada kisah Adam berbeda dengan kata khalifah yang digunakan Allah Swt. pada kisah . . . .

a. Qabil dan Habil
b. Iskandar Zulqarnain
c. Luqman al-Hakim
d. Malaikat Jibril
e. Nabi Daud

4. Dalam pandangan para malaikat, manusia hanyalah sekelompok makhluk yang suka . . . .

a. beribadah
b. merusak dan menumpahkan darah
c. menyembah Allah Swt. dalam keadaan apa pun
d. tidak bersyukur
e. menyekutukan Allah Swt.

5. Huruf hamzah pada kata dibaca dengan bacaan . . . .

a. mad jaiz munfas.il
b. mad t.abi’i
c. idgam bigunnah
d. mad wajib muttasil
e. iqlab

6. Salah satu proses manusia adalah menjadi sesuatu yang melekat. Sesuatu yang melekat dalam ayat ini diungkapkan dengan istilah . . . .

a.
b.
c.
d.
e.

7. Manusia diciptakan dari sari pati tanah. Dalam hal ini sari pati tanah tersebut didapat melalui . . . .

a. penerapan oksigen
b. makanan yang diserap kedua orang tua
c. inti sari tanah yang telah ada pada setiap manusia
d. zat-zat tanah yang dimasukkan ke dalam rohani manusia
e. hakikat tubuh manusia yang terbuat dari tanah

8. Peran Allah Swt. dalam pembentukan manusia terdapat pada tahap . . . .

a. persiapan ovulasi
b. ovulasi
c. keseluruhan proses kecuali proses pengantaran paket dari ayah
d. keseluruhan proses termasuk proses pengantaran paket dari ayah
e. pembentukan sel

9. Dalam salah satu ayat disebutkan bahwa seorang istri diumpamakan sebagai ladang suami. Berdasarkan ilmu kedokteran hal ini sangat benar karena peran sperma ayah memang sebagai bibit dan ovum sebagai . . . .

a. media tumbuh sel sperma
b. pasangan yang juga membawa bibit
c. katalisator tumbuh sel
d. mempercepat proses perkembangan sel
e. penyaksi tumbuhnya sel

10. Manusia mengemban tugas untuk beribadah kepada Allah Swt. dinyatakan dalam . . . .

a. hadis qudsyi
b. Surah az.-zariyat [51] ayat 56
c. Surah an-Nahl [16] ayat 78
d. Surah an-Nah.l [16] ayat 76
e. Surah al-Baqarah [2] ayat 30

11. Susunan ayat ”Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” menunjuk pada makna . . . .

a. salah satu tugas manusia adalah beribadah
b. manusia harus beribadah
c. ibadah adalah kewajiban bagi manusia selama hidup di dunia
d. satu-satunya tugas manusia hanya beribadah
e. manusia harus menjalankan salat lima waktu

12. Kata an-nas memiliki kandungan makna yang luas karena menyangkut kedudukan manusia yang . . . .
a. menjadi khalifah di bumi
b. seperti hewan biologis lain
c. dibekali dengan akal dan nurani
d. memiliki ilham kemanusiaan
e. memerlukan orang lain

13. Jin memiliki kewajiban yang sama dengan manusia ini karena jin memiliki karakter yang sama, yaitu . . . .

a. memiliki peradaban
b. terbuat dari asal yang sama
c. diciptakan pada waktu yang sama
d. diciptakan oleh malaikat yang sama
e. memiliki ilham kenabian

14. Allah Swt. memberikan jalan bagi manusia untuk mengenal dunia ini. Jalan itu adalah . . . .

a. syariat Islam
b. petunjuk Al-Qur’an
c. para nabi yang diutus
d. pendengaran dan penglihatan
e. akal

15. Allah Swt. memberikan semua nikmat kepada manusia agar manusia . . . .
a. dapat hidup normal
b. berterima kasih kepada Allah Swt.
c. mengerti hakikat hidup
d. dapat menjalankan tugasnya di bumi
e. mengenal Allah Swt. sebagai Tuhan


II. Soal ESSAY


1. Bagaimanakah kisah yang terjadi antara Allah Swt. dengan malaikat saat Allah menyampaikan kehendak-Nya untuk mengangkat khalifah di bumi?
Jawab : Kisahnya terdapat pada surah al baqarah ayat 30 yang artinya: dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat ,'aku hendak menjadikan khalifah di bumi', mereka berkata,' apakah engkau menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memujimu dan menyucikanmu? 'dia berfirman,''sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''

2. Apakah kelebihan Adam atau manusia sehingga Allah Swt. memerintahkan malaikat untuk bersujud tanda penghormatan kepada Adam?
Jawab : Nabi adam di beri kelabihan pengetahuan yang luar biasa ole alloh SWT sebagai contoh dalam kisahnya Allah menyuruh Adam, manusia pertama, untuk menyebutkan nama-nama beberapa benda yang ada di sekitarnya. Dengan kemampuan dan pengetahuan yang dikaruniakan Allah Swt. kepada manusia, malaikat pun tunduk pada kehendak Allah Swt.

3. Sebutkan urutan penciptaan manusia menurut pernyataan Allah Swt.!
Jawab Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mu’minu-n [23]: 12–14)
  • alam ruh
  • alam rahim 
  • alam dunia
  • alam barzakh
  • alam akhirat

4. Mengapa manusia mendapat tugas untuk beribadah kepada Allah Swt.?
Jawab : Karena untuk membakali hidup di dunia dan akhirat setelah meninggal juga karena Manusia sebagai hamba dan makhluk ciptaan Allah,maka sewajibnyalah manusia beramal saleh.Tak memuja selain Allah dan tidak pula mempersekutukannya.Jadi intinya adalah manusia beribadah kepada Allah karena Allah adalah satu-satunya Tuhan dan Manusia salah satu makhluk ciptaan-Nya.

5. Jin juga mendapat tugas untuk beribadah. Mengapa Allah Swt. juga memberikan tugas untuk beribadah kepada kaum jin?
Jawab : Semua yg diciptakan oleh Allah memang mempunyai tujuan yaitu beribadah kepada Allah trmasuk kaum jin sesuai QS Adz Dzariyaat ayat 56 "wamaa kholaqtul jinna wal insa illaa liya'buduun" yg artinya tdklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu

6. Jelaskan fungsi pendengaran dan penglihatan bagi manusia pada awalawal kehidupannya!
JawabUntuk mendengar dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah

7. Hati nurani dianggap sebagai karunia Allah Swt. yang terbesar bagi manusia. Apakah fungsi hati nurani dalam kehidupan manusia?
Jawab : Hati nurani pemikiran kita yang murni dengan rasa kepedulian/kebaikan. fungsinya kita dapat memikirkan kembali apa yang hati nurani kita katakan/pikirkan sebelum kita melakukan/mengucapkan. terkadang kita melakukan/mengucapkan hal hal yang tidak sependapat/pemikiran kita. dengan ini kita dapat menghindari konflik 


Demikianlah artikel mengenai Soal Latihan PAI BAB I SMK Beserta Jawabannya Lengkap ini, semoga bermanfaat buat teman2 yang sedang mencari referensi mengenai soal2 dari mata pelajaran PAI Kelas 10 SMK, semoga bisa bermanfaat dan bisa digunakan sebagai bahan untuk belajar. Terima Kasih

Memahami Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia

Kali ini saya akan membahas mengenai pemahaman Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia, dimana dalam materi mata pelajarn PAI kelas 10, materi ini sangat penting pembahasnanya supaya kita bisa lebih bersyukur terhadap nikmat yang alloh SWT berikan.

Pada Surah an-Nahl [16] ayat 78 Allah Swt. menyatakan bahwa saat lahir manusia tidak mengetahui suatu apa pun. Allah Swt. memberikan kemampuan berupa pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Ketiga pemberian ini menjadi jalan bagi manusia untuk mengembangkan dirinya. Dalam Surah an-Nah.



adapun hal-hal yang akan saya bahas pada artikel kali ini mengenai pemahaman Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia, yaitu mengenai isi Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia, Kosakata, Penerapan Ilmu Tajwid, Serta Kandungan Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia.

1. Isi Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia




Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (Q.S. an-Nah.l [16]: 78)

2. Kosakata Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia


Berikut Kosakata Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia yang bisa diambil :



3. Penerapan Ilmu Tajwid Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia


Dalam Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia ini terdapat beberapa bacaan tajwid sebagai berikut :

a. Bacaan Izhar Syafawi
Bacaan izhar syafawi terbentuk ketika terdapat mim sukun bertemu dengan huruf hijaiah selain mim dan ba. Dalam bacaan ini bunyi huruf mim sukun dibaca jelas. Anda dapat menggunakan
bacaan ini saat membaca kalimat

b. Bacaan Alif Lam Syamsiyah
Bacaan ini dapat Anda gunakan untuk membaca kata.
Huruf alif lam dalam kata tersebut diikuti oleh huruf syamsiyah sin. Dengan demikian, bunyi alif lam tersebut hilang dan yang tampak hanyalah bunyi huruf sin yang mengikutinya.


4. Kandungan Surah An-Nahl Ayat 78 tentang Nikmat Allah kepada Manusia


Allah Swt. Maha adil. Dia tidak memerintahkan sesuatu tanpa membekalinya dengan seperangkat kemampuan penunjang tugas yang diberikan-Nya. Allah Swt. berkehendak mengangkat seorang khalifah pemakmur, menciptakannya dalam sebaik-baik bentuk yang unik tetapi lemah, dan memberi tahu manusia bahwa tugasnya untuk beribadah.

Pada Surah an-Nah.l [16] ayat 78 ini Allah Swt. menyatakan bekal yang diberikannya kepada manusia untuk melaksanakan amanah yang mereka emban. Bekal itu adalah pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Sesosok bayi kecil terlahir dalam proses penciptaannya sebagai manusia.

Makhluk kecil ini telah mendapat ilham keimanan kepada Allah Swt. Alastu birabbikum? Bala- syahidna-. Apakah Aku ini Tuhanmu? Benar kami menjadi saksi tentang hal itu. Semasa masih dalam kandungan percakapan ini berlangsung antara Allah Swt. dengan fitrah manusia. 

Setelah terlahir di dunia ini, bayi itu tidak mengetahui suatu apa pun juga. Tidak ada setitikpengetahuan terlintas dalam pikirannya. Yang ada pada dirinya hanyalah ilham insting seorang bayi yang menangis kala lapar atau haus dan potensi untuk berkembang.

Potensi yang ada pada diri manusia sangatlah besar. Allah Swt. mengaruniakan potensi berupa kemampuan untuk berpikir pada otak manusia dan kemampuan fisik. Selain kedua potensi itu, Allah Swt. jugamemberikan ilham ketakwaan dan kefajiran (kerusakan) dalam jiwa manusia. 

Ilham ini membuka kesempatan bagi manusia untuk berkembang seluas mungkin sebagai sosok pemakmur bumi. Ilham ini pula yang akan menjadi ujian bagi manusia dalam kehidupannya di dunia ini. Ilham ketakwaan dan kefajiran ini akan selalu bertarung dalam jiwa manusia.

Keduanya akan mewarnai perjalanan hidup manusia dalam menghadapi segala hal yang terjadi. Untuk mengatasi kedua ilham inilah Allah Swt. menurunkan tuntunannya bagi manusia. Semua potensi dan ilham di atas melekat pada diri manusia sesuai dengan kadar masing-masing. Akan tetapi, semua potensi dan ilham itu tidak dapat berkembang dengan sendirinya. 

Diperlukan pintu dan pengarah bagi potensi dan ilham tersebut. Oleh karena itu, Allah Swt. melengkapinya dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Pendengaran dan penglihatan merupakan pintu bagi manusia untuk berhubungan dengan dunia luar. Tersambungnya manusia dengan dunia luar melalui penglihatan dan pendengaran menyebabkan semua gerak jasad dan jiwanya berkembang.

Allah mengaruniai manusia pendengaran dan penglihatan agar dapat belajar dan bergerak. Dengan penglihatan, manusia mengetahui segala benda di sekitarnya dan dengan pendengaran manusia belajar pengetahuannya.

Bayangkan yang akan terjadi saat sesosok bayi tidak dapat melihat dan mendengar hingga masa dewasanya. Dirinya akan lumpuh karena gerak motoriknya tidak berkembang. Dia juga akan menjadi
seorang yang bisu atau gagu karena tidak mengetahui apa yang harus diucapkannya.

Hati nurani merupakan karunia ketiga dan teragung yang diberikan kepada manusia. Hati nurani menjadi pengarah hidup manusia. Hati nurani inilah yang akan menjadi pengendali tindakan manusia. Dalam kehidupannya, manusia dihadapkan pada berbagai keadaan dan pilihan.

Adakalanya pilihan yang ada mengarahkan pada kesesatan dan tidak jarang pula tawaran kebaikan tampak tidak begitu menarik. Melihat pilihan ini manusia cenderung tergerak mengikuti hawa nafsunya yang menginginkan kenikmatan sesaat di dunia ini. Dalam keadaan seperti inilahhati nurani berperan.

Hati nurani mengingatkan manusia terhadap arah yang benar dalam hidupnya. Hati nurani membisikkan ilham kebaikan dalam jiwa manusia. Apabila manusia mengikuti arahan hati nurani maka ia akan menuju kebenaran yang ada dalam fitrah manusia, yaitu menuju Allah Swt.

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat. Terima Kasih ...

Memahami Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah

Setelah sebelumnya saya membahas mengenai surah al-baqarah ayat 30 dan juga surah al-mu'minun ayat 12-14 dimana dalam surah tersebut berisi tentang bagaimana manusia menjadi seorang khalifah, manusia memiliki tugas yang sangat berat. Salah satunya adalah tugas untuk mengolah dan melestarikan bumi ini. Allah Mahaadil. Setelah memberikan tugas sebagai khalifah, Allah memberikan bekal hidup kepada manusia.




Kali ini saya akan menguraikan salah satu bagian dari mata peljaran PAI yaitu pemahaman SSurah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah, apa yang saya uraikan di artikel kali ini mengenai isi Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah beserta artinya, Kosakata, Penerapan Ilmu Tajwid, Serta Kandungan Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah.

1. Isi Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah







Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S. Az-Zariyat : 56)

2. Kosakata Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah




3. Penerapan Ilmu Tajwid Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah


Adapun Penerapan Ilmu Tajwid Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah adalah sebagai berikut :

a. Bacaan Alif Lam Qamariyah
Sebagaimana keterangan di subbab B, alif lam qamariyah kita baca dengan bacaan jelas pada huruf alif lamnya. Bacaan ini Anda gunakan saat membaca

b. Mad Arid Lissukun
Bacaan ini memiliki panjang empat hingga enam harakat dapat Anda gunakan untuk membaca kata

4. Kandungan Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah 


Berikut adalah kandungan Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah :

Setelah Allah Swt. menyatakan akan mengangkat khalifah di muka bumi dan mengajarkan tentang penciptaan manusia, pada ayat ini Allah Swt. menyampaikan kerangka umum tugas manusia di muka bumi ini. Ayat ini menjawab kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia setelah diciptakan.

Surah Az-Zariyat Ayat 56 tentang Kewajiban Manusia untuk Beribadah ini memberikan arah umum tugas manusia bahwa manusia diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Pernyataan ini memberikan penegasan bahwa saat diangkat sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi, manusia tidak bebas bertindak semau yang diinginkannya. 

Perilaku manusia dituntun untuk selalu sadar terhadap Tuhan dan menjalin hubungan dengan-Nya.
Terdapat tiga cara Allah menyebut manusia dalam Al-Qur’an. Ketiga sebutan itu adalah an-nas, al-insa atau al-insan, dan al-basyar.
  1. Sebutan an-nas merujuk pada maksud manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bersama dengan manusia lain dalam hubungan saling membutuhkan.
  2. Sebutan al-insa atau al-insan merujuk kepada maksud manusia sebagai makhluk yang memiliki hati nurani, akal, dan jiwa, serta emosi.
  3. Sebutan al-basyar merujuk pada maksud manusia sebagai makhluk biologis yang membutuhkan makan,minum, dan berbagai kebutuhan biologis yang lain.

Manusia dipanggil dengan sebutan al-insa menunjukkan panggilan Allah Swt. pada jiwa kemanusiaan manusia yang unik dibandingkan makhluk Allah Swt. yang lain. Manusia berbeda dari batu, hewan, atau tanaman. 

Manusia memiliki akal sekaligus hati. Manusia memiliki nafsu, emosi, sekaligus fitrah kesucian jiwa. Artinya, manusia memiliki potensi untuk berbuat baik dan potensi untuk berbuat buruk. Dengan kedua potensi inilah manusia dipanggil oleh Allah Swt.

Dengan menggunakan kata al-insa Allah Swt. ingin mengingatkan manusia yang dapat berbuat baik sekaligus berbuat buruk itu bahwa dirinya ada di dunia ini tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Secara tidak langsung Allah mengingatkan manusia untuk berlaku sebaik-baiknya dan menjauhi potensi buruk yang ada pada dirinya. 

Allah Swt. mengingatkan manusia untuk menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntunan yang telah Allah Swt. sediakan untuk manusia.

Beribadah kepada Allah Swt. merupakan keniscayaan dalam kehidupan manusia. Beribadah kepada Allah Swt. memiliki dua tindakan nyata, satu tindakan dalam kesadaran diri kita selaku manusia dan satu tindakan nyata dengan semua potensi yang ada pada diri kita untuk menuruti keinginan Allah Swt. atas kita. 

Tindakan dalam kesadaran adalah keimanan kita kepada Allah Swt. sebagai ilah yang kita sembah dan rabb yang memiliki kekuasaan mutlak atas diri kita. Kesadaran ini memberikan warna tauhid dalam diri kita sekaligus membebaskan jiwa kita dari kemusyrikan. Inilah dasar dalam beribadah kepada Allah Swt.

Kesadaran jiwa itu selanjutnya mewujud dalam tindakan nyata untuk mengikuti tuntunan dan aturan Allah Swt. dalam menjalani kehidupan. Kesadaran itu ada di sepanjang hidup kita karena setiap tindakan kita adalah ibadah kepada Allah Swt. Dengan kata lain, hidup kita adalah ibadah kepada Allah Swt.

Beribadah kepada Allah Swt. bukanlah semata menjalankan salat lima kali sehari atau berpuasa pada bulan Ramadan. Beribadah kepada Allah Swt. seharusnya kita lakukan dalam setiap tarikan napas kita. Setiap gerakan jari kita, setiap langkah kaki kita, setiap ucapan yang keluar dari lisan kita seharusnya bernilai ibadah kepada Allah Swt. 

Dengan demikian, kita beribadah kepada Allah Swt. saat menuntut ilmu. Kita beribadah kepada Allah Swt. saat berjalan ke pasar dan sebagainya. Pada ayat ini Allah Swt. juga memberikan informasi bahwa tidak hanya manusia yang memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah Swt. 

Ada makhluk lain yang juga mendapat tugas yang sama. Makhluk itu adalah jin. Bangsa jin yang merupakan makhluk tak kasat mata bagi manusia diciptakan Allah Swt. dari nyala api. Mereka juga memiliki pola kehidupan selayaknya manusia. Dalam arti mereka juga memiliki hati nurani, akal, emosi, bahkan kehidupan sosial. Mereka berkeluarga, bermasyarakat, dan juga bernegara.

Jin diciptakan Allah Swt. untuk beribadah kepada-Nya. Namun, syariat yang digunakan dalam ibadah mereka, hanya Allah yang mengetahui. Ada sebagian pendapat mengatakan bahwa syariat mereka adalah syariat manusia dan mengikuti ajaran yang disampaikan oleh para nabi manusia. 

Pendapat ini dikuatkan dengan berbagai dasar Al-Qur’an dan hadis. Di antaranya hadis dari Nabi saw. bahwa ada serombongan kaum jin yang datang menemui Nabi saw. untuk belajar agama dan Nabi saw. pun dengan senang hati menyampaikan pelajarannya. Hal ini menunjukkan bahwa kaum jin belajar syariat kepada manusia. 

Dengan demikian, pastilah mereka juga menggunakan syariat yang mereka pelajari tersebut. Pendapat lain menyebutkan bahwa mereka memiliki syariat mereka sendiri dalam beribadah. Pendapat ini beralasan bahwa karakteristik manusia dan jin berbeda. Oleh karena itu, seharusnyalah Allah menurunkan syariat yang sesuai dengan keunikan yang dimiliki bangsa jin.


Demikian artikel kali ini semoga bisa bermanfaat. Terima Kasih.