Memahami Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30 tentang Manusia sebagai Khalifah

Kali ini saya akan menguraikan salah satu bagian dari mata peljaran PAI yaitu pemahaman Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30 tentang Manusia sebagai Khalifah, apa yang saya uraikan di artikel kali ini mengenai isi Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30 beserta artinya, Kosakata, Penerapan Ilmu Tajwid, Serta Kandungan Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30.



Allah menggelar alam semesta termasuk bumi di dalamnya. Setelah bumi tercipta lengkap dengan segala tumbuhan dan hewan, Allah menciptakan manusia. Tidak hanya sekadar menciptakan, Allah mengangkat makhluk baru bernama manusia itu sebagai khalifah di bumi.

Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas yang sangat berat. Salah satunya adalah tugas untuk mengolah dan melestarikan bumi ini. Allah Mahaadil. Setelah memberikan tugas sebagai khalifah, Allah memberikan bekal hidup kepada manusia. Apa sajakah bekal hidup itu? Marilah kita pelajari bersama.

1. Isi Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30 tentang Manusia sebagai Khalifah




Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ”Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, ”Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana. Sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, ”Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30)


2. Kosakata Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30 tentang Manusia sebagai Khalifah

Adapun kosakata bahasa arab yang bisa kita ambil sebagai contoh adalah sebagai berikut :


3. Penerapan Ilmu Tajwid Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30 tentang Manusia sebagai Khalifah

Dalam Surah al-Baqarah [2] ayat 30 di atas, terdapat beberapa bacaan tajwid yaitu  sebagai berikut :

a. Alif Lam Qamariyah

Bacaan alif lam qamariyah salah satunya terdapat dalam kata

Dalam kata tersebut, bacaan alif lam qamariyah berupa alif lam yang diikuti oleh huruf mim. Dalam susunan tersebut, bunyi huruf alif lam dibaca jelas diikuti dengan bunyi huruf mim.

b. Gunnah

Bacaan gunnah dapat Anda terapkan dalam kalimat
Tanda tasydid dalam kata tersebut menunjukkan bunyi berdengung dalam bunyi huruf nun.

c. Mad Wajib Muttasil

Bacaan mad wajib muttas.il Anda gunakan saat membaca kata
Dalam kata tersebut mad tabi'i bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata. Bacaan tersebut dibaca dengan panjang enam harakat.


4. Kandungan Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30

Ayat ini menjadi kisah pembuka keberadaan dan eksistensi manusia di muka bumi ini. Di hadapan para malaikat, Allah Swt. menyampaikan iradah-Nya bahwa Dia akan mengangkat seorang khalifah pengganti Allah dalam memakmurkan bumi. Tidak seperti biasa para malaikat yang selalu berkata "sami’na wa ata’na" terkejut mendengarnya pernyataan iradah Allah Swt. itu.

”Apakah Engkau akan menjadikan seorang yang merusak bumi dan menumpahkan darah sebagai khalifah di bumi?” Inilah reaksi para malaikat. Mereka mempertanyakan kebijakan Allah Swt. tersebut. Allah pun menjawabnya dengan bijak, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Selanjutnya, Allah Swt. mengungkapkan rahasia kemampuan manusia kepada para malaikat.

Allah menyuruh Adam, manusia pertama, untuk menyebutkan nama-nama beberapa benda yang ada di sekitarnya. Dengan kemampuan dan pengetahuan yang dikaruniakan Allah Swt. kepada manusia, malaikat pun tunduk pada kehendak Allah Swt.

Dalam ayat di atas dengan sangat jelas bahwa Allah Swt. menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Khalifah memiliki dua makna, yaitu menggantikan dan menguasai. Makna menggantikan dapat kita lihat pada ayat 30 Surah al-Baqarah ini. Manusia ditunjuk Allah Swt. sebagai pengganti Allah Swt. dalam mengolah bumi sekaligus memakmurkannya.

Manusia diberi tugas dan tanggung jawab untuk menggali potensi-potensi yang terdapat di bumi ini, mengolahnya, dan menggunakannya dengan baik sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah Swt. Makna khalifah yang kedua adalah menguasai atau menjadi penguasa. Makna ini dapat kita temukan dalam kata khalifah yang terdapat dalam Surah Sad [38] ayat 26 yang artinya :

”(Allah Swt. berfirman) Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah.”

Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah Swt. menjadikan Nabi Daud a.s. sebagai khalifah di bumi dengan arti menjadi penguasa di kalangan Bani Israel.Saat di antara kaum Bani Israel terdapat perselisihan, Nabi Daud selaku penguasa diperintahkan untuk memberikan keputusan dengan adil.

Selaku penguasa, seorang khalifah dituntut untuk senantiasa berbuat adil kepada masyarakatnya. Ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa akan memberikan akibat buruk bagi korbannya dan masyarakat secara umum.

Terlepas dari kedua makna khalifah, manusia menempati kedudukan istimewa di muka bumi ini. Bukan berarti manusia diistimewakan kemudian boleh berbuat semaunya, melainkan sebaliknya. Kedudukan istimewa manusia menuntut kearifan dan tanggung jawab besar terhadap alam dan masyarakatnya. Amanah ini merupakan tugas bagi semua manusia.

Dengan demikian, setiap manusia harus melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Melakukan tindakan yang dapat merusak alam menyebabkan manusia lalai terhadap tugas yang diembannya.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa Surah al-Baqarah [2] ayat 30 ini merupakan ayat pembuka dari kisah perbincangan Allah Swt. dengan para malaikat sebelum Adam diciptakan. Kisah selanjutnya terdapat pada beberapa ayat lanjutan dari ayat 30 tersebut. Nah, untuk mengetahui kisah selengkapnya, Anda diajak untuk menelusuri Surah al-Baqarah [2] ayat 30–39.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar